Selasa, 30 Juni 2009

Akhirnya Lynn Nulis Lagi!!!

Iya, akhirnya aku nulis lagi, setelah (kira-kira) hampir sebulan “absen” karena kesibukan yang sebenernya nggak ngerepotin amat, cuma akunya aja yang sok penting dan sok sibuk. Hehehe….


Well, mulai dari mana yak?


Yang jelas, beberapa minggu yang lalu, aku sempet ikut workshop animasi puisi gitu. Namanya Bengkel Sastra. Yang ngajar Valent. Waktu ngikutin kegiatan itu, ada banyak yang pengen aku ceritain, tapi udah lupa. Hehehe….


Yang jelas, acaranya bagus. Jarang banget tuh, kita dapet kesempatan belajar sesuatu yang berbau sastra dan teknologi sekaligus kayak Bengkel Sastra ini. Cuman, aku rada nyesel juga sih. Perkaranya, selama ikut Bengkel Sastra itu, pesertanya dibagi jadi beberapa kelompok untuk bikin proyek animasi gitu. Tapi, editing video sama audionya dikerjain Valent di Jakarta. Padahal, aku pengen banget tau caranya (meski pada akhirnya di kasih tau juga sih). Jadi, rasanya koq greget mbikin proyeknya itu kurang terasa. Serasa bukan bikinan sendiri.


Tapi, apa mau dikata. Akhirnya, kita mesti relain hasil capture konsep kita itu dibawa Valent ke Jakarta. Katanya sih, dalam 2 minggu selesai, trus dikirim ke Bali dan dibagikan ke peserta sekaligus piagamnya. Tapi, sampe sekarang (yang jelas, udah lebih dari dua minggu) belom ada kiriman juga. Yah, Valent masih sibuk kali (sibuk ngangenin si Ibe yang tiap saat disumpahin: “Sumpah, gue sayang banget sama dia!”). Hehehe…


Selain Bengkel Sastra, bulan ini aku ikut kegiatan Apresiasi Sastra Fakultas Bahasa dan Seni dalam Rangka Mengenang I Ketut Suwidja (sastrawan Bali). Sempet keder juga sih. Soalnya, tiba-tiba disuruh mentasin musikalisasi puisi gitu, padahal waktu yang aku punya cuma lima hari. Mauku, musikalisasi yang dipentasin itu adalah lagu dari puisi Pak Tut Suwidja satu, sama puisi Pak Umbu satu. Pak Umbu inilah yang memprakarsai Apresiasi Sastra ini. Tapi, yang jadi cuma lagu dari puisi Pak Tut Suwidja. Aku sama temen-temen di jurusan Basindo (ngewakilin FBS) mementaskan musikalisasi puisi dari puisinya Pak Tut Suwidja (Di Sini di Tengah-tengah Peralihan) sama puisinya Kak Willy (Rahasia).


Malam sebelum pentas, tiba-tiba Pak Astika nanyain, “Ini nama kelompoknya apa, nih?”


Awalnya, sama sekali nggak kepikiran untuk membentuk kelompok tertentu dan punya nama. Kita mikirnya cuma tampil sebagai perwakilan dari fakultas. Hanya saja, perwakilan fakultas yang ditunjuk adalah anak-anak Basindo. Langsung deh, aku inget sama anganku yang kepengen ngebentuk komunitas sastra bernama Cemara Angin. Dan lahirlah Komunitas Sastra Cemara Angin yang anggotanya adalah anak-anak Basindo! Peristiwa bersejarah ini terjadi tanggal 15 Juni 2009, hanya berselang satu hari dari hari pementasan pertama kali.


Pendiri Cemara Angin ini ada delapan orang: Aku, Rio (ketipung), Mangut (melody), Ayu Sukma (vokalis), Denok (Rhytm), Yohanes (backing vocal), Juniartawan sama Dewa Suyadnya (efek suara). Sayang, kami nggak sempet foto bareng secara resmi. Cuma ada foto-foto pas latihan aja. Itupun dikit. kalo mau liat, liat di FBq, alamatnya cardcaptor_buster@yahoo.co.id.


Kenapa namanya Cemara Angin? Nah, kalian perlu mbaca novel Laskar Pelangi tuh. Di situ diceritain tentang bapaknya si Lintang yang dijuluki Pria Cemara Angin. Pria satu ini adalah satu jenis ayah yang sangat langka. Jarang-jarang ada orang tua di Belitong jaman si Ikal masih semprit, memperjuangkan pendidikan anaknya demikian rupa. Akhirnya, demi sebuah cita-cita, Lintang harus bolak-balik ke sekolah sejauh 80 km naik sepeda tua, melewati sarang buaya, dalam keadaan serba kurang. Tapi, itu tak melunturkan semangat juangnya demi pendidikan.


Itulah yang ingin aku tanamkan dalam jiwa setiap anggota Komsas Cemara Angin: semangat juang dan rasa untuk ingin terus belajar sebanyak mungkin. Cieeeehhhh….


Yah, pokoknya, Pria Cemara Angin itu salah satu tokoh figuran yang kukagumi dalam novel Laskar Pelangi. Namanya itu pula yang sangat unik. Sangat “membumi”. “Indonesia banget”. Kelak, aku punya anak, kunamai Cemara Angin. Tapi, anak cowok pertamaku akan kuberi nama Ki Barak di depan namanya, seperti nama Raja Buleleng yang pertama: Ki Barak Panji Sakti.


Lho? Kok ngomongin anak yang belum lahir? Ok. Kembali ke jalan yang benar….


Yang membuatku sangaaaaaaaaaaatttt gembira, Pak Umbu bilang nama Cemara Angin itu bagus! Kata Pak Gede Artawan (sastrawan juga, kalo gak salah dosen pula di kampus), kalau Pak Umbu bilang bagus, berarti memang bagus banget! Alasannya, karena kata “Cemara Angin” itu sendiri, juga karena inisialnya mirip Chairil Anwar: CA.


Oh, ya. Sudahkah kukatakan, betapa beruntungnya aku, dapat bertemu seorang Umbu Landu Paranggi?


Kenapa?


Susah dijelaskan jawabnya. Coba saja cari sendiri di search engine Google dengan keysearch “Umbu Landu Paranggi”. Kalian akan diberi data tentangnya, dan kalian akan tahu kenapa aku beruntung dapat bertemu Pak Umbu.


Mengenai musikalisasi puisi Komsas Cemara Angin, sebenarnya aku sempet rekam videonya. Tapi, temenku (ketua HMJ Basindo) rada dodol ngerekamnya, jadi gak bagus. Yang bagus, cuma rekaman waktu latian di kelas. Aku masih belajar untuk bisa “nempelin” rekamannya di sini (itupun nanti, setelah Komsas Cemang udah rekaman dan punya hak cipta).


Yup, kami punya rencana buat rekaman album gitu. Saat ini, kegiatan Komsas Cemang memang baru musikalisasi puisi. Rencananya, nanti mau ajak adik-adik mahasiswa baru di Basindo untuk bergabung. Aku pengen “membangunkan” anak2 Basindo yang selama ini “tidur”. Aku ingin membangkitkan semangat mereka untuk berkarya, jangan hanya kuliah lalu pulang saja.


Yah, semoga saja bisa segera terwujud.


Well, itu yang udah terjadi pada hidupku yang membuatku ngerasa “sok penting” dan jadi “sok sibuk”, sampai2 gak upload kabar baru karena merasa gak punya waktu (sombong amat!). Lalu, yang akan terjadi pada hidupku nanti:


  1. Jumat 3 Juli nanti, aku mau ikut lomba jurnalistik di Serangan, Denpasar sekaligus kemah jurnalistiknya, sampai Sabtu, 4 Juli,
  2. Dari sekarang sampe awal Juli (tanggalnya gak pasti), nyelesein tugas Peliputan yang rasanya sampe mau bikin aku modar gak ketulungan, karena aku sama temen2 meliput buruh cengkeh. Otomatis, harus ikut naik-turun gunung cengkeh di Ambengan. Seru sih, tapi capek. Capek sih, tapi seru!!! (ah, gimana, sih?!)
  3. Tanggal 12 Juli, kakak sepupuku, Mas Indra yang memble tapi gak kece ntu bakalan resmi menikahi Mbak Riesna (yang sampe sekarang gak aku ngerti, kenapa mau aja dinikahi sama Mas. Hei, kita bicara tentang cinta, coy…). Akad nikahnya diselenggarakan pada tanggal itu,
  4. Dari pertengahan Juli sampe Agustus, persiapan dan pelaksanaan OKK (Orientasi Kehidupan Kampus alias Ospek), Ratam (Ramah-Tamah) Jurusan sama Pengajian Mahasiswa Muslim Al-Hikmah (PMM Al-Hikmah). Seperti biasa, aku selalu di bagian sie PP (Pertolongan Pertama), kecuali di Ratam Jurusan, aku berkhianat, jadi sie keamanan. Hohoho…


Yap, kayaknya “laporan pertanggungjawaban”-ku saat ini cukup segini aja deh. Ntar, keburu bosen mbacanya. Ntar, kalo ada waktu (dan uang), aku post lagi…hehehe….


Oya, post berikut adalah berita yang aku buat, berkaitan dengan Apresiasi Sastra FBS dan Komsas Cemara Angin. Agak jelek. Mungkin jelek banget malah. Habis, bikinnya dikejar deadline dan dikejar omelan kakakku yang mau pake laptop. He….

Kamis, 11 Juni 2009

gak da judul

suatu kehormatan dipercaya menggubah puisi Pak Umbu menjadi lagu. buat dipentaskan besok sama tanggal 16 nanti, pas mengenang Pak Tut Suwidja...
ayo Ulin, semangat!!!!